Gallery
Showing posts with label Alam. Show all posts
Showing posts with label Alam. Show all posts

Thursday, June 23, 2011

Bintang Sebesar Matahari Ditelan Lubang Hitam


Momen di mana sebuah bintang berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan sebuah black hole atau lubang hitam berhasil ditangkap oleh satelit Swift milik NASA. Menjelang kematiannya, bintang itu meledakkan energi tinggi sebelum kemudian dihisap black hole.

Lidah api sinar gamma yang disebut sebagai Sw 1644+57 itu dipancarkan dari sebuah galaksi yang berada di jarak 3,8 miliar tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Draco. Sinar gamma ini pertamakali terdeteksi oleh para astronom pada 28 Maret lalu.
Yang mengejutkan, fenomena itu kini masih berlangsung. Ini mengindikasikan bahwa sinar gamma tersebut bukanlah sinar gamma biasa yang umumnya berhubungan dengan hancurnya sebuah bintang raksasa karena mencapai akhir hidupnya.

“Ini sangat berbeda dengan kejadian letusan yang pernah kami lihat sebelumnya,” kata Joshua Bloom, astronom dari University of California, Berkeley, yang mempublikasikan temuannya di jurnal Science, seperti dikutip dari Astronomy Now, 21 Juni 2011.

Letusan ini menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat besar dan dalam periode yang cukup lama. “Bahkan fenomena ini masih berlangsung setelah dua setengah bulan kemudian,” ucapnya.

“Pancaran energi itu terjadi karena saat black hole menghisap bintang, material milik bintang itu berputar seperti air yang masuk ke lubang pembuangan air,” kata Bloom. “Proses perputaran menuju ke lubang tersebut melepaskan banyak sekali energi,” ucapnya.

Adapun yang menjadi korban, kata Bloom, adalah kemungkinan sebuah bintang yang memiliki massa serupa dengan Matahari. Ia disedot oleh black hole yang berukuran jutaan kali lipat lebih besar.

Astronom juga melihat lontaran lidah api berwarna terang saat sebagian besar bintang tersebut sudah terkonsumsi black hole dan sangat kebetulan sekali bahwa radiasi tersebut tepat mengarah ke Bumi.

“Meski energi dari kejadian ini sangat dahsyat, tetapi kita hanya bisa melihatnya karena kebetulan tata surya menghadap tepat ke arahnya,” kata Andrew Levan, peneliti lain dari University of Warwick.

Ledakan bintang sendiri sudah kerap terpantau sebelumnya. Namun ini merupakan yang pertama yang memancarkan energi sinar gamma dan menurut astronom, kejadian seperti ini mungkin hanya terjadi sekali dalam 100 juta tahun di galaksi manapun.

“Kami akan terkejut bila kejadian serupa ini terjadi di sudut manapun di luar angkasa dalam dekade mendatang,” kata Bloom. “Kami perkirakan, kejadian ini terdeteksi saat pancaran sinarnya mencapai titik paling terangnya. Dan jika itu benar-benar sebuah bintang yang tengah dihisap oleh black hole raksasa, kemungkinan kejadian ini tidak akan terjadi lagi di galaksi tersebut."

Lontaran lidah api itu sendiri kemungkinan terjadi beberapa hari sebelum satelit Swift menangkapnya, dan kemungkinan sinarnya baru akan memudar setahun kemudian.
Segera setelah Swift berhasil mendeteksi, obeservasi lebih lanjut segera dilakukan oleh Hubble Space Telescope, Chandra X-ray Observatory, teleskop Gemini dan Keck di Hawaii, serta Infrared Telescope milik Inggris.
• VIVAnews

Obyek di Mars Bukan Wajah Mahatma Gandhi


 Google Mars, salah satu layanan pemetaan online milik Google, yang menampilkan foto-foto satelit pada planet Mars telah beroperasi. Para pecinta ruang angkasa dari seluruh dunia menemukan berbagai obyek menarik di permukaan planet itu.
Salah satu temuan terakhir adalah bentuk serupa wajah Mahatma Gandhi yang didapati oleh Matteo Ianneo, pengguna asal Italia. Ianneo, yang mengklaim bahwa ia juga menemukan tumbuhan, terowongan bawah tanah, dan reruntuhan sebuah kota di Mars. Ia menjumpainya di koordinat 33°12'29.82"N and 12°55'51.21"W.

Kawasan itu sendiri dipotret oleh satelit Viking 1 milik NASA pada tahun 1976. Dan dalam sebuah gambar beresolusi rendah, ditemukan bentuk yang menyerupai wajah manusia.
Seperti dikutip dari Space.com, 14 Juni 2011, dalam beberapa hari setelah penemuan, para penikmat astronomi ramai berspekulasi bahwa struktur tersebut merupakan struktur yang dibuat dengan tangan dan dibangun oleh makhluk purba planet itu.

Untuk mengetahui secara pasti apa yang dilihat oleh Ianneo, Jonathan Hill, peneliti asal Arizona State University Mars Space Flight Facility yang memiliki dan mengoperasikan database foto-foto Mars serupa dengan yang dimiliki Google, melacak foto yang dipakai Google untuk menggambarkan kawasan tersebut.


Sebagai informasi, Google menggunakan foto resolusi rendah yang diambil oleh Mars Express Orbiter milik European Space Agency. Untuk itu, Hill menggunakan fto dengan resolusi yang lebih tinggi yang diambil oleh kamera CTX pada Mars Reconnaisance Orbiter milik NASA untuk menghilangkan ilusi optik.


“Dari gambar, kita bisa melihat bahwa kontur itu merupakan lubang, bukan bukit seperti yang tampak di gambar Google Mars,” kata Hill.

Pekan lalu, ‘astronot dari komputer’ lainnya menemukan obyek aneh lain setelah mengunjungi planet Mars lewat Google. Dalam video yang dipasang di YouTube, David Martines mengklaim bahwa ia telah menemukan markas manusia (atau alien) di planet itu.

Ternyata, garis misterius yang sebelumnya dikira merupakan bangunan di permukaan Mars ternyata merupakan artifak yang disebabkan oleh sinar kosmik, sebuah distorsi yang tertangkap oleh kamera saat memotret kawasan tersebut.

Selama ini orang-orang juga mengaku telah menemukan berbagai obyek di permukaan planet Mars. Dengan membuat planet itu bisa dilihat oleh semua orang, Google Mars kemungkinan akan meningkatkan frekuensi temuan aneh-aneh seperti itu.
• VIVAnews

Komet Berbahaya Dekati Bumi pada 2013


Sebuah komet yang diperkirakan bisa menghantam bumi pada 2013 baru saja ditemukan. Komet tersebut ditemukan dengan menggunakan teleskop yang dirancang khusus untuk berburu asteroid berbahaya.

Seperti dilansir dari Livescience.com, komet bisa terlihat dengan mata telanjang ketika jaraknya sangat dekat dengan bumi. Teleskop Hawaii's Pan-STARRS 1, mendeteksi komet yang diberi nama C/2011 L4 (PANSTARRS), pada malam hari, tepatnya 5 dan 6 Juni lalu.

Penemuan ini lalu dilanjutkan observasi menyeluruh dengan menggunakan instrumen lain keesokan harinya. Diperkirakan jarak komet sekitar 30 juta mil (50 juta kilometer) pada Februari atau Maret 2013.

Selama jarak terdekatnya dengan Bumi, sekitar dua tahun, C/2011 L4 (PANSTARRS) bisa terlihat di langit barat setelah matahari terbenam, jika cuaca cerah.

"Komet ini memiliki orbit yang dekat dengan parabola, berarti bahwa ini mungkin pertama kalinya tidak akan pernah mendekati matahari dan tidak pernah bisa kembali, " kata  peneliti dari University of Hawaii, Richard Wainscoat.

Saat ini C/2011 L4 (PANSTARRS) jaraknya sekitar 700 juta mil dari matahari, tepatnya di atas orbit planet  Jupiter. Detil ini didapatkan karena teleskop memiliki teknologi detektor elektronik yang sensitif.

Pan-STARRS 1 menemukan komet berbahaya tersebut dengan melakukan pemindaian pada langit untuk mengenali asteroid yang  berpotensi membahayakan dan kemungkinan menghantam Bumi. Beberapa bulan ke depan, para astronom akan terus mempelajari komet tersebut. Hal ini demi mendapatkan prediksi yang lebih baik. (eh)
• VIVAnews

Samudera Berair Asin Ada di Bulan Saturnus

Sampel berhasil dikumpulkan saat pesawat ruang angkasa Cassini melintas di dekat Saturnus.
Semburan air yang mengandung garam di bulan milik Saturnus. (upi.com)
Ilmuwan menyebutkan, pesawat ruang angkasa milik Amerika Serikat dan Eropa berhasil mengumpulkan bukti-bukti kuat bahwa ada samudera luas berair asin di bawah permukaan Enceladus, bulan milik planet Saturnus.

Sampel dari lontaran es yang menyembur dari permukaan bulan itu berhasil dikumpulkan oleh sensor Cosmic Dust Analyzer, saat pesawat ruang angkasa Cassini melintas di sana. Cassini-Huygens sendiri merupakan misi gabungan antara NASA, ESA, dan Italian Space Agency.

Menurut peneliti, semburan tersebut muncul dari retakan di permukaan yang membeku Enceladus, tepatnya di kawasan sekitar kutub selatan.

“Saat ini tidak ada cara yang memungkinkan untuk menghasilkan semburan butir-butir yang kaya akan garam dari es yang padat di kawasan tersebut. Kecual dari samudera bergaram yang ada di bawah permukaan Enceladus,” kata Frank Postberg, peneliti dari University of Germany,  23 Juni 2011.

Partikel yang kaya akan garam itu juga memiliki komposisi yang mengindikasikan bahwa ia muncul akibat penguapan air asin, bukan dari permukaan membeku milik bulan itu.

Peneliti yakin bahwa kemungkinan, 80 kilometer di bawah permukaan Enceladus, terdapat lapisan air. Lapisan air tersebut terletak di antara permukaan bulan yang membeku dan inti bulan yang berbatu. Air itu tidak ikut membeku karena terjaga oleh kekuatan gravitasi dari planet Saturnus dan bulan-bulan lain yang ada di sekitar Enceladus.

“Enceladus merupakan bulan kecil mengandung es yang berlokasi di kawasan luas sistem tata surya di mana air dalam bentuk cair diperkirakan bisa hadir karena jauhnya jarak dari Matahari,” kata Nicolas Altobelli, ilmuwan dari ESA.

Temuan ini, kata Altobelli, merupakan temuan yang sangat penting dan merupakan bukti yang menunjukkan bahwa kondisi lingkungan tertentu bisa memungkinkan adanya kehidupan di planet beku yang mengorbit planet gas raksasa. (eh)
• VIVAnews

Sunday, June 19, 2011

Foto-Foto Dahsyatnya Ledakan Gunung Caulle Puyehue-Cordon di Chile

Foto-Foto Dahsyatnya Ledakan Gunung Caulle Puyehue-Cordon di Chile - Awan-awan berwarna abu-abu coklat ini jelas terlihat dari ruang angkasa, dimana gunung berapi Chili terus mengeluarkan material vulakniknya. Gambar ini diambil dari alat khusus pada satelit Aqua, gambar itu diambil tidak lama setelah Gunung Caulle Puyehue-Cordon meletus di Chile Selatan setelah puluhan tahun gunung ini tidak aktif











Saturday, June 18, 2011

Sexinya Leah Dizon saat Mengenakan Seragam Sekolah























__________________

Prediksi Astronom, 2013 Bumi Kembali ke Zaman Es

Bumi diprediksi akan masuki 'Little Ice Age' atau zaman es baru di tahun mendatang akibat rendahnya aktivitas matahari, demikian yang diungkapkan para peneliti.

Fenomena Aktivitas bintik pada matahari, yang diikuti siklus setiap tahunan, akan mencapai puncaknya pada tahun 2013, setelah itu akan mulai sedikit berkurang. Tapi astronom berpikir kenaikan berikutnya akan kurang intensif dari normal, atau bisa gagal terjadi sama sekali.

Dilansir melalui Telegraph, selama beberapa dekade, Eropa mengalami musim dingin yang luar biasa dan sangat sering, dan waktu tersebut kemudian disebut 'Little Ice Age'. Meskipun tidak ada bukti konklusif yang saling mempengaruhi satu sama lain, banyak ilmuwan mempercayai hal itu.

Bintik matahari adalah lubang kecil gelap di permukaan matahari, yang disebabkan oleh area kecil dari aktivitas magnetik kuat yang mengganggu aliran normal gas yang dipanaskan secara intens.

Ketika ada bintik matahari yang lebih besar, secara keseluruhan hasil dari matahari yang disebut radiasi matahari total atau total solar irradiance (TSI) yang juga tinggi.

Frank Hill, dari National Solar Observatory di New Mexico, yang bekerja pada salah satu studi, mengatakan, "Fakta bahwa ada tiga baris yang terpisah dari semua bukti menunjuk ke arah yang sama dan sangat menarik."

Tapi Joanna Haigh profesor fisika atmosfer di Imperial College London, mengatakan, “Pemanasan global bisa menimpa efek pendinginan pada iklim bumi.”

Selama waktu itu suhu di barat laut eropa hampir 1 derajat Celcius lebih rendah dari normal, dan sekitar 0.5 derajat Celcius lebih rendah dari rata-rata suhu global.

Namun, ia pun mengingatkan, "Bahkan jika prediksi benar, efek pemanasan global akan melampaui kemampuan matahari untuk mendinginkan bahkan dalam skenario paling dingin. Dan dalam hal apapun, efek pendinginan hanya terjadi sementara. Ketika aktivitas matahari kembali normal, maka gas rumah kaca tidak akan pergi," tandasnya.

Wednesday, June 15, 2011

Inilah Lokasi Pengamatan Gerhana Bulan Total

Jakarta - Kamis, 16 Juni 2011, dini hari besok adalah kesempatan langka bagi masyarakat Indonesia untuk menyaksikan gerhana bulan total berdurasi panjang. Selama 100 menit bulan masuk ke dalam bayangan gelap Bumi.

Gerhana bulan total bisa dilihat mulai pukul 01.23 WIB dari berbagai tempat dengan syarat langit dalam kondisi cerah. Beberapa institusi dan komunitas astronomi mengadakan observasi bersama. Berikut ini lokasi pengamatan gerhana bulan total di beberapa kota.

1. Planetarium Cikini, Jakarta
Kegiatan dimulai Rabu, 15 Juni 2011, pukul 22.00 WIB hingga Kamis, 16 Juni 2011, pukul 05.00 WIB. "Pengamatan ini terbuka untuk umum, dipandu tim Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)," ujar Ketua HAAJ Muhammad Rayhan kepada Tempo, Rabu, 15 Juni 2011.

2. Lapangan Timur, Monumen Nasional, Jakarta
Kegiatan dimulai Rabu, 15 Juni 2011, pukul 22.00 WIB hingga Kamis, 16 Juni 2011 pukul 05.00 WIB. Kegiatan dipandu tim Forum Pelajar Astronomi.

3. SMAN 38 Jakarta, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta
Kegiatan dimulai Rabu, 15 Juni 2011, pukul 22.00 WIB hingga Kamis, 16 Juni 2011 pukul 05.00 WIB.

4. Planetarium Jagat Raya Tenggarong, Kalimantan Timur
Kegiatan dimulai Kamis, 16 Juni 2011 pukul 02.00 WITA. Planetarium menyediakan dua teleskop sebagai alat bantu pengamatan. "Kami juga akan memotret tahapan gerhana," ujar Staf Ahli Planetarium Tenggarong, Hanief Trihantoro, kepada Tempo, Rabu, 15 Juni 2011.

5. Masjid Asy-Syifa, Kompleks RS PKU Muhammadiyah, Jalan Yos Sudarso, Gombong, Jawa Tengah
Kegiatan dimulai Rabu, 15 Juni 2011, pukul 19.00 WIB.

Masyarakat juga bisa menyaksikan siaran langsung gerhana dari setidaknya enam kota di Indonesia. Tayangan ini bisa diakses melalui http://bosscha.itb.ac.id.

Stasiun Luar Angkasa Lintasi Matahari

 
Gerhana Matahari dianggap peristiwa unik yang selalu menarik para pengamat angkasa untuk menyaksikannya. Namun, dalam gerhana Matahari 4 Januari 2011 lalu, ada yang membuat peristiwa itu makin spektakuler karena Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terlihat melewati muka Matahari dalam peristiwa tersebut. ISS melintas beriringan dengan Bulan yang berada di depan Matahari, menutupi sebagian mukanya hingga terjadi gerhana Matahari parsial.
Momen langka tersebut berhasil diabadikan oleh seorang fotografer astronomi bernama Thierry Legault. Untuk mengabadikannya, ia sengaja membuat perhitungan dahulu guna menentukan tempat. Akhirnya, tempat yang ditentukan adalah Muscat, ibu kota Oman, satu-satunya tempat untuk bisa memotret bulan dan ISS saat gerhana.
Legault mengungkapkan, proses pengambilan foto sangat rumit sebab ISS tampak melintasi Matahari hanya dalam waktu kurang dari sedetik. Tapi, akhirnya pada jepretan yang dilakukan saat seperlimaribu detik sejak ISS tampak melewati Matahari, Legault berhasil mengabadikannya.
Legault menggunakan kamera dan teleskop untuk mengabadikan momen langka itu. Dalam hasil jepretannya, tampak sebagian Matahari tertutupi benda berwarna hitam yang merujuk pada bulan. Sementara, dalam gambarnya Stasiun Luar Angkasa Internasional tampak seperti titik kecil di muka Matahari.
Di Muscat, gerhana Matahari sebagian bisa disaksikan selama 2 jam, pukul 11.30-13.30 waktu setempat. Sementara kota yang mengalami gerhana terbesar adalah Skelleftea di Swedia. Sebesar 90 persen muka Matahari tertutupi Bulan. Sayang sekali Indonesia tidak bisa melihat momen gerhana ini.

sumber:KOMPAS.com —  

Gerhana Bulan 100 Menit

Jakarta - Gerhana bulan total kembali menghampiri Indonesia. Gerhana kali ini istimewa karena masuk kategori gerhana terpanjang dalam satu abad terakhir, yaitu selama 100 menit. Fenomena astronomi ini bisa disaksikan dari Afrika, Eropa, Asia, dan Australia.

Secara teori, gerhana bulan terpanjang yang bisa disaksikan manusia berdurasi 107 menit. Untuk mencapai rekor tersebut, bulan harus melintas persis di tengah titik pusat umbra.

Pada gerhana bulan kali ini, lintasan bulan sedikit melenceng dari titik ini sehingga terjadi selisih durasi gerhana selama 7 menit dari rekor yang mungkin terjadi. "Namun, perbedaan ini tipis sekali, menjadikan peristiwa kali ini sebagai gerhana berdurasi panjang," ujar Deputi Sains Pengkajian Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penelitian Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, kepada Tempo, Senin lalu.

Menurut catatan, terdapat tiga kali gerhana bulan total berdurasi panjang dalam satu abad terakhir, yaitu pada 16 Juli 1935, berlangsung 101 menit; 6 Juli 1982, berlangsung 107 menit; dan 16 Juli 2000, berlangsung 107 menit.

Dari ketiga gerhana berdurasi panjang tersebut, Indonesia hanya sekali disinggahi, yaitu pada tahun 2000. Kesempatan gerhana berdurasi panjang berikutnya baru bisa disaksikan tujuh tahun lagi, yaitu pada 27 Juli 2018.

Selama 110 menit berada di dalam umbra, bulan tidak menghilang sama sekali. Cahaya matahari masih sempat dihamburkan oleh atmosfer Bumi yang tipis.

Sebaran cahaya ini lebih banyak menghamburkan warna merah sehingga membuat bulan purnama yang biasanya memancarkan kilau putih keperakan menjadi merah. Terang cahaya bulan yang hari itu berada dalam fase purnama mendadak berkurang 10-100 ribu kali hanya dalam beberapa jam.
Warna bulan pada saat gerhana bisa bervariasi, mulai hitam, merah tua, merah bata, hingga merah kecokelatan, bahkan jingga. Ahli astronomi Australia menduga abu vulkanik akan membuat gerhana bulan total berwarna lebih merah.

Ahli astronomi dari Canberra, Paul Floyd, mengatakan gerhana bulan total biasanya berwarna jingga atau kemerahan karena atmosfer Bumi bertindak seperti sebuah lensa lemah yang membawa cahaya dari matahari ke dalam bayangan. Namun, tahun ini gerhana ada kemungkinan lebih merah daripada biasanya karena ada abu yang dipancarkan ke atmosfer Bumi dari letusan gunung api di Cile dan Islandia.
sumber:TEMPO Interaktif,

Gerhana Bulan Total

 
JAKARTA,Peristiwa gerhana bulan total terpanjang dalam tiga dekade terakhir yang akan terjadi pada Kamis (16/6/2011) dini hari dapat disaksikan langsung dari sebagian besar wilayah Indonesia. Bahkan, Anda pun tidak hanya bisa mengamati dari rumah atau tempat Anda berada pada subuh nanti. Akan ada siaran langsung yang dapat disaksikan secara live streaming di internet yang diambil dari pengamatan di berbagai daerah.
Observatorium Bosscha ITB, Bandung, lewat situsnya, misalnya, memang menayangkan gerhana bulan total tersebut secara langsung. Kepala Observatorium Bosscha Hakim Malasan mengatakan, siaran langsung ini akan membantu masyarakat menyaksikan proses gerhana secara lebih detail karena pengambilan gambar dengan teleskop.
"Dengan melihat streaming, masyarakat bisa melihat proses terjadinya gerhana Bulan. Dari awal bulan yang berwarna putih akan berubah menjadi merah saat tertutup oleh Bumi," ungkap Hakim. Gerhana bulan terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi ada di satu garis lurus.
Hakim mengatakan, siaran langsung gerhana bisa disaksikan sejak pukul 01.00 WIB hingga 05.00 WIB di halaman khusus yang sudah disiapkan. Gambar diambil dari pengamatan di Aceh, Pekanbaru, Bandung, Mataram, dan Yogyakarta. Ada beberapa tayangan yang bisa dipilih ketika pengunjung situs mengaksesnya.
Menurut Hakim, siaran kali ini adalah bagian dari uji coba teknologi bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait. Nantinya, masyarakat bisa menyaksikan hilal bulan Ramadhan dan Syawal melalui cara ini. "Masyarakat jadi tahu bagaimana hilal. Ini bisa untuk edukasi," kata Hakim.
Hakim juga mengungkapkan, selama ini ada metode penentuan Ramadhan dan Syawal lewat hisab (penghitungan) dan rukyat (visibilitas). Pengamatan gerhana bulan kali ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengonfirmasi akurasi penghitungan yang dilakukan.
Sementara itu, Hakim menampik keterkaitan antara gerhana dan gempa. "Gravitasi Bulan memang berpengaruh pada Bumi, tetapi tidak cukup kuat sehingga bisa berpengaruh pada gempa," katanya.
Tayangan di situs Bosscha dapat diakses di alamat http://bosscha.itb.ac.id/en/multimedia/livestreamgbt2011.html. Selain Bosscha, beberapa komunitas astronomi juga menggelar edukasi astronomi dan tayangan gerhana bulan total tersebut, antara lain di alamat http://rukyatulhilal.org/live/gbt2011.

Sumber: KOMPAS.com  

Monday, June 6, 2011

Gerhana Matahari Terlihat di Jakarta


Gerhana matahari dilihat dari masjid di Yinchuan, China

Puncak gerhana matahari di Jakarta sudah lewat. Langit Jakarta yang semula mendung gelap, tiba-tiba cerah sejenak.

Pantauan VIVAnews dari lantai 31 Gedung Menara Standard Chartered, Jakarta, Jumat 15 Januari 2010, gerhana matahari terlihat antara pukul 15.20 - 16.00.

Entah kenapa sekitar pukul 15.20 langit Jakarta tiba-tiba sedikit cerah. Benderang pancaran matahari menyilaukan mata telanjang yang melihat langsung gerhana.

Gerhana matahari sebagian yang terlihat di Jakarta ini sesuai perkiraan. Pada pengamatan terlihat, bagian kanan bawah matahari terlihat menghitam.

Ada sekitar 10 persen bagian bawah kanan matahari yang tertutup. Bagian kanan bawah matahari itu seperti sebuah sodetan atau irisan kecil.

Fenomena ini hanya berlangsung beberapa detik saja. Tak lama kemudian, sekitar pukul 16.00, langit Jakarta kembali mendung. Gerhana matahari yang terlihat di Jakarta bukanlah gerhana total.

"Karena gerhana sebagian. Kalau total bisa berdampak langsung pada makhluk hidup," kata peneliti Lapan, Deasy Tresnonigrum.

Seperti diprediksikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, di Jakarta gerhana akan dimulai pada pukul 14:33:57 WIB, ketika piringan Bulan mulai menutupi piringan Matahari. Puncak gerhananya akan terjadi pukul 15:20:00 WIB, yaitu ketika persentase ketertutupan piringan matahari oleh piringan bulan mencapai puncaknya (11,30 persen). Gerhana berakhir pukul 16:01:40 WIB.

Sedangkan di Banda Aceh gerhana akan dimulai pada pukul 13:39:35 WIB, ketika piringan Bulan mulai menutupi piringan Matahari. Puncak gerhananya akan terjadi pada pukul 15:20:31 WIB, yaitu ketika persentase ketertutupan piringan Matahari oleh piringan Bulan mencapai puncaknya (57,00 persen). Gerhana pun berakhir pada pukul 16:44:28 WIB ketika piringan Bulan tidak lagi menutupi piringan Matahari.


sumber: vivanews.com

FOTO: Gerhana Matahari Muncul Tengah Malam


Gerhana matahari (AP Photo/Heng Sinith)

Fenomena langka terjadi di Norwegia. Jika biasanya melihat Gerhana Matahari terjadi di siang hari, kali ini Gerhana Matahari terjadi tengah malam.
Di Norwegia misalnya, dengan diselimuti awan gerhana yang terjadi pada awal bulan ini terlihat lebih indah. Diamati dengan H-alpha filter, Matahari yang biasanya putih terang kalau disiang hari, terlihat merah menyala.
Gerhana matahari parsial yang terjadi tengah malam
Sementara gambar Gerhana Matahari kedua ini diambil oleh Fotografer Bernt Olsen di Tromso, Norwegia. Gerhana Matahari Parsial itu dijuluki dengan "midnight sun".
Gerhana matahari parsial yang terjadi tengah malam
Bukan hanya di Norwegia, di Rusia juga terlihat. Lewat Fotografer Svetlana Kulkova dengan mengambil gambar di Bratsk, Matahari yang akan tenggelam itu terlihat lebih eksotis. (space)
Gerhana matahari parsial yang terjadi tengah malam

sumber;VIVAnews -

600 Spesies Baru Ditemukan di Madagaskar


Hutan tropis (mangabay.com)


Lebih dari 600 spesies baru ditemukan di pulau Madagaskar dalam 10 tahun terakhir. Namun, kelangsungan hidup mereka terancam akibat semakin padatnya manusia lengkap dengan berbagai ulah mereka.
Hal ini disampaikan dalam laporan yang dikeluarkan lembaga lingkungan hidup WWF, dilansir dari laman The Guardian. Di antara spesies baru tersebut adalah 385 jenis tanaman, 42 invertebrata, 69 ampibi, 61 reptil dan 41 mamalia.
Paling menarik perhatian adalah tikus lemur Berthe, bertubuh sepanjang 10 cm dan berat hanya 30 gram, binatang ini adalah primata terkecil di dunia. Ada lagi laba-laba golden orb yang membangun jaringnya hingga berdiameter satu meter, dan tokek yang memiliki ekor seperti daun untuk menyamarkannya dari predator.
Mark Wright, penasihat konservasi alam di WWF, mengatakan bahwa keberagaman hayati di pulau terbesar keempat dunia ini berkat terpisahnya pulau ini dengan pulau utama, Afrika. Keterpisahan yang terjadi selama 80 juta tahun ini, ujar Wright, membuat evolusi terjadi dengan pesat.
"Ini adalah pulau yang aneh. Letak geografisnya membantu membentuk spesies. Pegunungan di tengah, di timur pulau terdapat hutan hujan. Tapi di barat sangat kering. Jadi pulau ini terdapat varietas lingkungan mulai dari lingkungan basah hingga lingkungan kering," ujar Wright.
Namun, keragaman Madagaskar terancam. Wright mengatakan bahwa ratusan spesies di pulau ini sangat rentan, terutama karena meluasnya pemukiman warga dalam beberapa tahun terakhir.
Penduduk, ujarnya, masih menggunakan kayu bakar untuk memasak dan membangun rumah. Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada habitat hutan. Akibat perilaku ini, dalam 20 terakhir, Madagaskar kehilangan lebih dari satu juta hektar hutannya.
Wright mengatakan perlindungan hutan harus juga menjadi tanggung jawab penduduk lokal. Salah satu cara menimbulkan keinginan melindungi hutan adalah memberikan insentif kepada warga untuk setiap lahan yang mereka lindungi.
"Jika mereka tidak memiliki cara untuk memenuhi nafkah, tentu saja mereka akan beralih ke sektor sumber alam," ujar Wright.

Saturday, June 4, 2011

Foto Keindahan Alam

Sebuah penciptaan yang sempurna,karya agung sang pencipta....