Arifin Panigoro diketahui telah menjanjikan akan memberikan bantuan dana senilai Rp 1 triliun kepada semua klub peserta kompetisi liga di Indonesia bila terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jateng, Sukawi Sutarip kepada wartawan di Semarang, Senin (20/6).
“Saya mendengar sendiri Pak Arifin Panigoro sudah janji kalau terpilih ketua umum akan menanggung biaya semua klub senilai dengan mengucurkan dana Rp 1 triliun per tahun,” katanya. Pembiayaan klub ini, sambung mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI ini untuk menghapuskan anggaran APBD bagi klub sepak bola di daerah. “Menurut beliau banyak perusahaan besar yang bersedia mensponsosri kompetisi liga di Indonesia,” imbuhnya.
Meski begitu Sukawi membantah jika janji dari Arifin tersebut menjadi alasan kelompok 78 tetap ngotot mendukung yang bersangkutan pada Kongres PSSI pada 9 Juli 2011. Sikap pemilik suara mayoritas atau yang sering disebut kelompok 78 hanya mempertanyakan alasan FIFA melarang Arifin Panigoro dan George Toisutta maju sebagai calon ketua umum PSSI.
Pasalnya, lanjut dia, FIFA selama ini tak pernah memberikan alasan yang jelas dan tegas tentang dasar hukum pelarang terhdap dua orang tersebut. Bila alasan FIFA melarang Arifin Panigoro dan Toisutta maju berdasar pada keputusan Komisi Banding PSSI yang diketuai Tjipta Lesmana tak benar.
Karena hasil keputusan komisi banding tak melarang pencalonan mereka, tapi merekomendasikan agar kongres PSSI diulangi mulai dari awal dari nol dan berdasarkan pada statuta PSSI. “FIFA hanya asal melarang saja, tanpa ada dasarnya. Kami sebagai pemilik suara hanya menginginkan dasar alasan penolakan Goerge Toisutta dan Arifin Panigoro,” ujarnya.
Pembentukan kelompok 78, jelas Sukawi sebebarnya bukan untuk memperjuangkan orang per orang, namun semata memperjuangkan keadilan. “Kami tak perjuangkan Arifin atau Toisutta, tapi siapapun yang diperlakukan tak adil akan kami bela,” tegasnya. Mantan Walikota Semarang ini berharap pada Kongres PSSI di Solo mendatang siapapun diperbolehkan mencalonkan diri sebagai ketua umum.
Bila pemimpin sidang Kongres PSSI mendatang masih melakukan penolakan terhadap pencalonan Arifin Panigoro dan George Toisutta maka akan terjadi deadlock seperti kongres sebelumnya di Jakarta. “Kongres itu yang menentukan pemilik suara PSSI, bukan Agum Gumelar selaku pemimpin sidang. Jika Pak Agum masih memaksakan kehendak seperti Kongres PSSI di Jakarta, bisa dipastikan Kongres PSSI di Solo deadlock lagi,” pungkas dia.
sumber: http://www.solopos.com/2011/olahraga...ua-klub-103758
“Saya mendengar sendiri Pak Arifin Panigoro sudah janji kalau terpilih ketua umum akan menanggung biaya semua klub senilai dengan mengucurkan dana Rp 1 triliun per tahun,” katanya. Pembiayaan klub ini, sambung mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI ini untuk menghapuskan anggaran APBD bagi klub sepak bola di daerah. “Menurut beliau banyak perusahaan besar yang bersedia mensponsosri kompetisi liga di Indonesia,” imbuhnya.
Meski begitu Sukawi membantah jika janji dari Arifin tersebut menjadi alasan kelompok 78 tetap ngotot mendukung yang bersangkutan pada Kongres PSSI pada 9 Juli 2011. Sikap pemilik suara mayoritas atau yang sering disebut kelompok 78 hanya mempertanyakan alasan FIFA melarang Arifin Panigoro dan George Toisutta maju sebagai calon ketua umum PSSI.
Pasalnya, lanjut dia, FIFA selama ini tak pernah memberikan alasan yang jelas dan tegas tentang dasar hukum pelarang terhdap dua orang tersebut. Bila alasan FIFA melarang Arifin Panigoro dan Toisutta maju berdasar pada keputusan Komisi Banding PSSI yang diketuai Tjipta Lesmana tak benar.
Karena hasil keputusan komisi banding tak melarang pencalonan mereka, tapi merekomendasikan agar kongres PSSI diulangi mulai dari awal dari nol dan berdasarkan pada statuta PSSI. “FIFA hanya asal melarang saja, tanpa ada dasarnya. Kami sebagai pemilik suara hanya menginginkan dasar alasan penolakan Goerge Toisutta dan Arifin Panigoro,” ujarnya.
Pembentukan kelompok 78, jelas Sukawi sebebarnya bukan untuk memperjuangkan orang per orang, namun semata memperjuangkan keadilan. “Kami tak perjuangkan Arifin atau Toisutta, tapi siapapun yang diperlakukan tak adil akan kami bela,” tegasnya. Mantan Walikota Semarang ini berharap pada Kongres PSSI di Solo mendatang siapapun diperbolehkan mencalonkan diri sebagai ketua umum.
Bila pemimpin sidang Kongres PSSI mendatang masih melakukan penolakan terhadap pencalonan Arifin Panigoro dan George Toisutta maka akan terjadi deadlock seperti kongres sebelumnya di Jakarta. “Kongres itu yang menentukan pemilik suara PSSI, bukan Agum Gumelar selaku pemimpin sidang. Jika Pak Agum masih memaksakan kehendak seperti Kongres PSSI di Jakarta, bisa dipastikan Kongres PSSI di Solo deadlock lagi,” pungkas dia.
sumber: http://www.solopos.com/2011/olahraga...ua-klub-103758
No comments:
Post a Comment